Haru No Omoide
___________
"Halo Rio, ada apa kau menele-"
"Kapan kau akan ke Sapporo?"
"Tidak sopan! Kau memotong ucapanku."
"Hana aku tidak punya banyak waktu,"
"Sekitar dua pekan lagi. Kau tau kan aku mau menikmati sakura di Ogawara dulu, dan sekolahku juga akan libur dua pekan lagi."
"Baiklah,"
----------
Tahun ini Ogawara memang memiliki jadwal sakura yang mekar lebih dulu dibanding Sapporo jadi sebelum kesana Hana memutuskan untuk berada di Ogawara sampai libur musim semi disekolahnya tiba, sekedar untuk menikmati indahnya sungai Shiorishi saat musim semi datang.
Dulu saat Rio masih tinggal di Ogawara, Hana selalu mengajak Rio untuk berjalan-jalan disekitar sungai Shiorishi diakhir pekan namun ketika musim semi tiba Hana setiap hari selalu mengajaknya kesana untuk menikmati indahnya bunga Sakura yang bertahan hanya beberapa minggu saja.
Waktu begitu cepat berlalu penantian Hana untuk pergi ke Sapporo bertemu teman masa kecilnya sebentar lagi akan terwujud, Sakura di Ogawara sudah bermekaran dengan indah.
Apakah sakura di Sapporo akan lebih indah?
----------
Kereta berhenti, Hana sudah sampai di Sapporo tempat yang setahun terakhir ditinggali Rio.
"Hana!" Suara itu, suara yang dirindukannya.
"Rio!" Hana tersenyum, berlari cepat lalu memeluk Rio dengan erat.
"Sangat merindukanku?" Rio terkekeh pelan. Hana melepaskan pelukannya lalu berkata dengan ketus,
"Tidak!"
"Tidak salah lagi? Yasudah ayo orang tuaku sudah menunggumu dirumah."
Yang dikatakan Rio adalah benar orang tuanya sudah menunggu Hana dirumah terbukti dari mereka yang berada diluar rumah dan langsung menyapa Hana ketika Hana sampai disana.
----------
Keesokan harinya, Hana dan Rio berkeliling melewati taman Moerenuma yang terkenal di kota itu, pohon sakura yang akan mekar menjadi pemandangan indah ditaman kala itu, Mereka terduduk santai di sebuah kursi panjang menikmati semilir angin musim semi yang bersahabat.
"Tahun depan kita akan masuk universitas,"
"Iya tidak terasa, apakah kau berniat kembali ke Ogawara dan berkuliah disana? Teman-teman sekelas kita dulu selalu menanyakanmu." Hana berharap sekali Rio akan kembali,
"Mama dan papa ingin aku tetap di Sapporo."
"Begitukah? Bagaimana kalau aku saja yang berkuliah di Sapporo?"
"Kau yakin?"
"Tentu, aku akan belajar dengan sungguh-sungguh."
Mereka kembali terdiam, berusaha menikmati ketenangan musim semi yang menyejukkan.
"Rio apakah menurutmu Sapporo lebih indah dari Ogawara?" Hana bertanya kepada Rio dengan pandangan yang masih lurus menatap jalan didepannya.
"Keduanya indah."
"Benarkah?" Terlihat jelas dari raut wajah Hanami bahwa ia sedikit kecewa dengan jawaban yang diberikan Rio.
"Tentu, ada apa Hanami?"
"Ogawara tidak lagi indah Rio," sesalnya, menurut Hana tanpa ada Rio Ogawara bukanlah kota yang sama seperti tahun sebelumnya musim seminya pun tak lagi seindah saat Rio ada disana.
"Kenapa?"
"Karena tidak ada dirimu." Hana menghela nafas sebentar,lalu kembali berkata."Bahkan Festival sakura di Ogawara tidak lagi semenakjubkan tahun-tahun sebelumnya!"
Hening.
Angin musim semi berhembus, namun tidak membawa pengaruh apapun bagi Hanami dan Rio. Sampai Rio membuka suara,
"Tahun depan aku akan ke Ogawara jika kau diterima di universitas yang sama denganku,bagaimana?"
"Benarkah?"
"Iya Hana kita akan mengelilingi sungai Shiroishi seperti dulu,"
"Baiklah aku jadi semakin semangat untuk belajar!"
"Jadi, sekarang ayo kita nikmati musim semi di Sapporo sebelum kau sibuk dengan buku-bukumu nanti!"
Seharian itu mereka menjelajahi setiap sudut taman Moerenuma, mendaki puncak gunung Moere untuk melihat hamparan sakura yang indah, berkeliling Sapporo mengamati setiap pohon sakura yang mulai bermekaran dan sore hari mereka habiskan untuk menikmati matahari tenggelam dibawah pohon sakura yang rindang. Hari itu adalah hari terbaik untuk mereka berdua, sebelum mereka berdua sadar bahwa masa depan yang mereka rencanakan mungkin bisa saja tidak sesuai harapan.
----------
Sekembalinya dari Sapporo Hana yang biasanya tidak pernah ke perpustakan kini menjadi tidak pernah absen kesana. Nilai akademik nya meningkat meskipun ia tidak tahu apakah kemampuannya ini bisa membawa dirinya ke Universitas yang sama dengan Rio atau tidak.
Waktu berjalam begitu cepat, perjuangan Hana sudah pada puncaknya. Hana sudah mendaftar di Universitas yang sama dengan Rio, ya selama ini mereka berhubungan lewat aplikasi chat di handphone. Besok adalah pengumumannya, segala kegelisahan dan rasa khawatir melingkupi Hana berbeda dengan Rio yang santai dan terlihat tidak peduli.
Hana memutuskan untuk menelepon Rio, setidaknya Rio pasti akan bisa sedikit menenangkan kegelisahannya.
"Halo Rio?"
"Hana, kau baik-baik saja?" Tanyanya khawatir,
Suara Hana sebelumnya memang terdengar lemah dan nadanya seperti orang yang sedang putus asa jadi wajar saja Rio khawatir.
"Aku baik Rio hanya saja..." Hana sengaja menggantungkan kalimatnya ia tidak tau persis kalimat apa yang harus diucapkannya untuk memberitahu Rio bahwa saat ini dia benar-benar pesimis, entahlah dia tidak seyakin saat dia bilang mau belajar dengan sungguh-sungguh, tidak seyakin saat kakinya melangkah pasti kearah perpustakaan lalu menghabiskan waktu istirahat disana, tidak seyakin ketika dia mendaftarkan diri ke Universitas itu, Hana merasa pesimis ia benar-benar takut oleh kemungkinan buruk.
"Hana jangan memaksakan dirimu,"
"Tidak Rio aku.."
"Hana aku mendukungmu, tapi kau juga tau kemungkinan buruk itu nyata.Apapun hasilnya jangan putus asa ya?"
Hana terkekeh pelan mendengar penuturan Rio,
"Rio, setelah semua ini harus nya kau tau aku ini bukan tipe orang yang mudah putus asa."
Hari pengumuman tiba, Rio menyalakan laptopnya kemudian membuka website universitas sapporo mencari namanya yang ternyata ada di barisan ketiga senyumnya merekah namun kemudian perasaan cemas muncul seketika, dengan segera ia mencari nama yang ia harap akan tertera disana. Namun harapannya harus terhenti karena sampai bagian paling bawah daftar nama itu Hanami tidak ada disana namanya tidak tertulis sebagai calon mahasiswa disana.
Dengan sigap ia mengambil ponsel nya menghubungi Hanami yang ia yakin sedang tidak baik-baik saja karena pengumuman ini.
"Hana.."
"Sudah kuduga kau akan meneleponku!"
"Hana.."
"Rio maaf.."
"Tidak Hana aku yang harusnya meminta maaf,"
"Masih ada tahun depan bukan? Aku akan belajar dirumah setahun ini."
"Hana tunggu aku, aku akan ke Ogawara."
"Rio kau tidak perlu ke Ogawara."
"Itu janjiku Hana, dan ada yang ingin kukatakan"
"Rio nanti saja, Aku tutup dulu."
"Hana aku-" ..Menyukaimu,
Terlambat, sambungan telepon dimatikan begitu saja oleh Hana tanpa menunggu Rio menyelesaikan kalimatnya.
----------
Sejak pengumuman itu Hana mematikan ponselnya, ia mengurung diri dikamarnya menghabiskan waktunya dengan tumpukan buku dan hanya keluar saat makan saja, kelakuannya ini sukses membuat kedua orang tuanya khawatir, dan Hana tau itu terkadang dia merasa bersalah memaksakan dirinya satu universitas dengan Rio menjadi ide yang buruk.
"Nana-chan keluarlah apa kau lupa malam ini di Sungai Shiroishi ada festival?"
Benar festival sakura. Seharusnya tahun ini Hana kesana bersama Rio, tapi ternyata rencana setahun lalu lenyap begitu saja. Untuk pertama kali dalam hidupnya Hana tidak datang ke festival itu.
Harusnya aku memberitahumu tentang perasaanku Rio, saat festival nanti malam.
-5 Tahun kemudian-
Musim semi di Ogawara elalu membuat toko kue yang baru saja berdiri 4 tahun lalu ini ramai dipadati pengunjung, tempatnya yang strategis karena dekat dengan sungai Shiroishi yang selalu menjadi salah satu destinasi untuk melihat bunga sakura saat musim semi seperti sekarang ini.
"Hana festival sakura nanti malam kamu ikut ya?"
"Kamu saja,aku ti-"
"Hana ayolah sudah 5 tahun kamu tidak kesana,"
"Kamu tau kan alasannya apa,"
"Hana ayolah.."
---------
Musim Semi di Sapporo pun sama indahnya dengan Ogawara, bedanya adalah seorang laki-laki yang sudah menyelesaikan studi nya di universitas tahun lalu dengan nilai terbaik itu kini sudah bekerja di sebuah kantor ternama di Sapporo, hal yang membuatnya tidak mungkin meninggalkan Sapporo. Lagi pula akan kemana dia Ogawara? Untuk apa, bahkan satu-satunya hal yang menjadi alasan dia ke Ogawara sudah tidak ada sejak 5 tahun lalu. Sejak perempuan itu memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.
Bahkan saat itu ia yakin perempuan itu akan kembali menghubunginya setahun kemudian memberinya kabar bahwa dia akan ke Sapporo, tapi nyatanya 4 tahun lalu perempuan itu malah merintis usaha toko kue kecilnya. Sebuah kejutan yang tidak pernah terbayangkan.
Tapi tanpa diketahui siapapun laki-laki itu selalu datang ke Ogawara di malam Festival sakura diadakan ia berharap sekali saja dapat bertemu dengan perempuan yang disukainya sejak lama, namun hasilnya selalu nihil, ia tau perempuan itu selalu berada ditokonya dan enggan untuk melihat lebih dekat festival yang selalu diadakan ditaman kota itu. Entah apa alasannya padahal sejak dulu ia sangat menyukai festival ini.
"Tahun ini kau akan ke Ogawara lagi Rio?"
"Tentu Yumi,"
"Apa kali ini aku boleh ikut?"
"Tentu boleh,"
----------
Hana memutuskan untuk menuruti kemauan Aiko, pegawai di toko kuenya sekaligus sahabat nya sejak 5 tahun yang lalu. Biasanya Hana akan mengamati banyak orang berlalu lalang didepan tokonya untuk sekedar berjalan-jalan menikmati keindahan bunga sakura saat malam hari, tapi untuk tahun ini setelah 5 tahun berlalu akhirnya Hana akan menikmati secara langsung bunga sakura yang mekar itu.
---------
"Yumi nikmati saja festival ini aku ingin berjalan-jalan dekat sungai,"
"Baiklah Rio kau hati-hati."
Rio tersenyum simpul lalu berjalan kearah tepian sungai, fikirannya dipenuhi oleh setiap kenangannya bersama Hana. Lama berjalan, ternyata langkahnya pergi menuju sebuah toko kue, benar itu adalah toko kue Hana. Sejak 5 tahun terakhir dia selalu melihat Hana berada ditokonya saat festival sakura diadakan namun hari itu Hana tidak ada disana.
Apa mungkin dia pergi ke festival ?
Rio berlari menuju tempat festival menembus kerumunan disana, mencari sosok gadis yang dirindukannya.
---------
Hana dan Aiko mengelilingi festival menikmati setiap pemandangan yang disajikan disana,
"Hana lihat.." Aiko menunjuk kumpulan orang yang memegang lampion di tepi sungai Shiroishi. " Ayo kita terbangkan lampion!"
"Aiko kita bahkan tidak punya lampion,"
"Jangan khawatir, tunggu disini sebentar."
Aiko berlari kearah stand yang menjual berbagai macam lampion, sedangkan Hana yang diperintahkan menunggu malah mengikutinya dengan tergesa sampai tidak sengaja menabrak seseorang,
"Aawwhh.."
"Maaf aku sungguh tidak sengaja!"
Orang yang ditabrak Hana tersenyum singkat,
"Ah tidak apa, aku juga tadi tidak lihat-lihat karena fokus mencari temanku."
"Tetap saja aku merasa tidak enak, karena terburu-buru mengikuti temanku."
Hana melihat kearah stand lampion yang sangat ramai namun ia melihat Aiko yang ternyara sudah membawa 2 lampion berukuran sedang berjalan kearahnya,
"Sudahlah, oh iya aku Yumi."
"Aku Ha.."
"Yumi!"
Belum sempat Hana menyelesaikan kalimatnya suaranya sudah lebih dulu di interupsi oleh suara laki-laki yang berada dibelakangnya, yang membuatnya terkejut adalah suara itu seperti suara..
Rio,
"Aku mencarimu, tapi kau terlihat seperti habis berlari maraton. Darimana saja kau?"
Hana menatap Yumi yang terlihat bahagia, ia penasaran siapakah laki-laki dibelakangnya namun rasa takutnya lebih besar.
"Hana!"
-----------
Hana?
Tanpa menghiraukan ucapan Yumi, Rio maju selangkah menatap gadis didepannya.
"Hana.."
"Rio,"
Kebisingan yang terjadi di festival lenyap seketika, waktu seolah berhenti sejenak saat kedua mata itu akhirnya bisa saling menatap kembali.
Semesta kembali seperti semula kebisingan festival itu kembali terdengar menyadarkan Hana dan Rio untuk berhenti saling menatap,
"Aiko aku ingin pulang."
---------
Hana berlari tak tentu arah memori yang ingin dilupakannya kembali terputar, kebersamaannya dengan Rio sejak kecil kembali teringat, begitupun janjinya terhadap Rio yang akan masuk universitas yang sama lima tahun lalu.
"Hana!"
Suara itu kembali terdengar, suara yang Hana rindukan.
"Hana, apa kau tidak senang melihatku?" Rio melangkah mendekati Hana yang terdiam ditempatnya.
"Hana, apa lima tahun tidak membuatmu merindukanku?"
"Rio aku.." Hana yang menunduk kini menatap mata itu kembali "aku minta maaf Rio,"
"Untuk apa?"
"Segalanya"
Rio menggeleng pelan, membuat Hana menunduk kembali.
"Hana masalah universitas bukan salahmu, kamu berhak memiliki mimpi sendiri. Lihat toko kuemu begitu ramai dibanding empat tahun lalu, kamu berhasil!"
"Rio, kamu tau tokoku?"
"Semua tentang kamu selama lima tahun, aku tau."
Rio masih memperdulikan Hana, meskipun selama ini Rio tidak muncul secara langsung dihadapan Hana namun apapun yang terjadi terhadap Hana Rio selalu mengetahuinya.
"Hana ayo ke tepi Sungai"
Mereka sampai ditepi sungai Shiroishi yang indah dengan cahaya rembulan dan beberapa cahaya yang dipantulkan dari lampion yang sudah dinyalakan beberapa orang disana.
"Hana,"
"Rio ini sangat indah,"
"Hana,"
"Lihat Rio mereka akan menerbangkan lampionnya!"
Seketika lampion itu diterbangkan bersamaan dengan itu suara kembang api bersaut-sautan,
"Hana aku mencintaimu!"
"Rio?"
"Kau mendengarnya?"
Hana mengangguk, pernyataan cinta yang diberikan Rio adalah pernyataan terindah bagi Hana.
"Aku juga mencintaimu Rio."
Rio memeluk Hana erat seolah tidak mau Hana terlepas sedetikpun dan dekapannya, kerinduan selama lima tahun terbayar oleh perasaan yang mereka miliki. Mereka saling mencintai sejak lama dan selamanya akan tetap begitu.
Selesai.
DiPublikasikan juga di wattpad : https://my.w.tt/GwsdfW1Tc7
Tertanda,
Cheriesdreaming_
Komentar
Posting Komentar